Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2021

Parameter Politik Indonesia Merilis Survei Simulasi Koalisi Pilpres 2024

Jakarta - Politika Research & Consulting dan Parameter Politik Indonesia merilis survei simulasi koalisi Pilpres 2024 beserta capres yang potensial diusung. Simulasi ini dilakukan dengan pertimbangan dua poros terbentuk. Pada simulasi koalisi model pertama, PDIP dan Gerindra dalam satu poros beserta PAN dan PPP. Menurut responden, poros ini cocok mengusung Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto (30,4 persen), tetapi diikuti ketat dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (27,5 persen). "Apabila terbentuk koalisi PDIP, Gerindra PPP, dan frying pan kandidat capres yang paling layak diusung adalah Prabowo Subianto,"ujar Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno saat pemaparan survei, Senin (27/12). Sementara poros keduanya adalah koalisi Golkar, NasDem, PKS dan Demokrat. Responden menilai, tokoh paling layak diusung sebagai capres dari poros ini adalah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (34,3 persen), diikuti Gubernur Jawa Barat Ridwan Ka

PPP Menyambut Positif Ajakan PKB Untuk Membentuk Poros Alternatif di Pilpres 2024

Jakarta - Partai Persatuan Pembangunan ( PPP ) menyambut positif ajakan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk membentuk poros alternatif di Pilpres 2024. Menurut Ketua DPP PPP Achmad Baidowi soliditas koalisi ini mudah tercapai karena sama-sama partai berlandaskan religius "Kami positif siapapun yang mengajak apalagi sesama rumpun koalisi parpol Islam, itu lebih bagus karena soliditasnya bisa tercapai,"ujar politikus yang akrab disapa Awiek di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (16/12). Namun, dia mengingatkan ambang batas pencalonan presiden yang perlu dipenuhi adalah 20 persen kursi di DPR. Bila hanya PPP dan PKB belum cukup. Harus juga bersama PKS dan PAN baru terpenuhi ambang batas. "Kalau poros Islam itu PPP, PKS PKB itu berapa persen, tinggal cukup enggak. Kalau ditambahkan frying pan mungkin bisa cukup, kalau dinilai mampu usung poros sendiri, itu jadi poros alternatif,"ujarnya. "Tinggal kemauan kita semua sebenarnya. Karena itu

KPU Yalimo Perpanjang Waktu Pendaftaran Calon Bupati Dan Wakil Bupati Terkait Hanya Ada 1 Paslon

Jakarta - Komisi Pemilihan Umum ( KPU ) Yalimo, Provinsi Papua memperpanjang waktu pendaftaran bakal calon (balon) bupati dan wakil bupati untuk pemilihan suara ulang (PSU) Kabupaten Yalimo karena minim pendaftar. Ketua KPU Yalimo Yehemia Walianggen mengatakan pendaftaran pertama dibuka 3-5 Desember namun tidak ada yang mendaftar. "Dari amar putusan Mahkamah Konstitusi, Lakius Peyon dan Nahum Mabel itu sebagai pasangan calon, jadi mereka tidak lagi mendaftar ke KPU sehingga KPU akan perpanjang waktu tiga hari lagi berdasarkan ketentuan Pasal 102 PKPU 3 tentang pencalonan,"katanya Yehemia di Wamena, Rabu (8/12) seperti dilansir Antara. Yehemia mengatakan perpanjangan pendaftaran balon bupati dan wakil akan dilakukan pada 9-11 Desember. "Tanggal 7 dan 8 Desember ini kami sosialisasi kemudian kita membuka kembali perpanjangan pendaftaran tanggal 9-11 Desember,"katanya. Jika tiga hari perpanjangan pendaftaran belum juga ada yang mendaftar maka KPU tetap

Partai Gerindra Membuka Peluang Berkoalisi Dengan PDIP Pada Pilpres 2024

Jakarta - Partai Gerindra membuka peluang untuk berkoalisi dengan PDI Perjuangan dalam Pilpres 2024 . Kerja sama Gerindra dan PDIP itu tidak menutup kemungkinan mengusung Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto sebagai calon presiden. Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali mengatakan kemungkinan pihaknya berkoalisi dengan Gerindra dan PDIP terbuka. Tergantung apa kepentingan koalisi tersebut. "Untuk hal pemilihan presiden 2024, semua kemungkinan itu bisa terjadi. Semua kemungkinan kita bisa berkoalisi dengan PDIP. Kemudian Gerindra atau dengan partai apa saja, tergantung kepentingan apa,"ujar Ahmad Ali ketika dihubungi, Kamis (2/12). Perlu membuka komunikasi dahulu untuk membangun suatu koalisi. Ali lantas bertanya apakah PDIP dan Gerindra mau mengajak NasDem dalam koalisi. "Tentunya kalau kemudian kita kalau mau berkoalisi harus berdiskusi. Berdiskusi dengan banyak hal Tetapi pertanyaannya apakah kemudian PDIP Gerindra mau mengajak